Pertanian Hidroponik Digandrungi Warga Purwokerto
BANYUMAS – Pertanian hidroponik kian diminati di Purwokerto, Jawa Tengah. Seiring meningkatnya kesadaran warga akan pentingnya kesehatan.
Menurut Anggota Komisi B DPRD Kab. Banyumas, Anang Agus Kostrad, saat ini mengkonsumsi makanan sehat telah menjadi gaya hidup warga. Salah satunya sayuran yang dihasilkan melalui penanaman dengan sistem hidroponik.
“Mengapa sayur hasil penanaman hidroponik digandrungi? Masyarakat saat ini makin peduli dengan kesehatan sehingga lebih memperhatikan makanan apa saja yang dikonsumsi setiap harinya,” ucap Anang dalam sambutannya di pembukaan pelatihan Hidroponik bersama Power di Kantor Kelurahan Pejogol, Cilongok, Kota Purwokerto, Jawa Tengah, Kamis (22/2).
Lebih lanjut Anang menambahkan bahwa warga membutuhkan rasa aman saat mengkonsumsi makanan. Karena bukan hanya sayuran yang ditelan, penggunaan alat yang dipakai dalam bercocok tanam sayuran tersebut juga harus diperhatikan. Karenanya iapun bersyukur bahwa Pipa Power menyadari hal itu. Dengan tidak adanya timbal maka sayuran yang ditanam melalui sistem hidroponik dengan menggunakan Pipa Power dapat terjaga kualitasnya. “Dengan selogan tanpa timbal tentunya rasa aman itu akan semakin kuat karena media tanam yang dipakai adalah Pipa Power. Pipa Kuat Tanpa Timbal,” kata Anang.
Iapun berjanji akan melaporkan kegiatan pelatihan ini kepada Ketua DPRD Kabupaten Banyumas. Sehingga pertanian hidroponik ini dapat ditindaklanjuti dan dikembangkan di Kabupaten Banyumas khususnya Kota Purwokerto.
Sementara itu perwakilan Pipa Power di Purwokerto, Ali Mulyanto, mengaku bersyukur atas meningkatnya kesadaran warga terhadap kesehatan.
Karena alasan itu dikatakan Ali pihaknya menggelar pelatihan hidroponik di kota Purwokerto. “Kegiatan ini untuk mengedukasi masyarakat agar dapat hidup lebih sehat. Salah satunya dengan cara mengkonsumsi sayur mayur yang ditanam melalui sistem hidroponik,” ujarnya.
Namun tidak sampai disitu, Ali menambahkan hal yang tidak boleh dikesampingkan ialah peralatan yang digunakan untuk berhidroponik. Salah satunya penggunaan pipa. “Hanya Pipa Power yang cocok untuk digunakan untuk berhidroponik, karena Pipa Power satu-satunya pipa yang tanpa timbal di Indonesia, sehingga tanaman yang dihasilkan akan lebih sehat,” tegasnya.
Ali menambahkan, bila timbal ikut terkonsumsi setiap hari dalam jangka waktu lama, maka akan berdampak buruk pada kesehatan.
Sedangkan Kepala Desa, Azwar yang juga hadir dalam kegiatan ini menyampaikan bahwa pelatihan Hidroponik bersama Power ini diikuti berbagai elemen masyarakat. Di antaranya Forum RW setempat, karang taruna, PKK, dan Ormas Kepemudaan serta Pokja Pertanian.(*)