Pelatihan Hidroponik Jadi Investasi Ilmu Bagi Warga Denpasar
DENPASAR – Pelatihan dan lomba Hidroponik bersama Power menjadi investasi ilmu bagi warga Denpasar, Bali. Bilamana nantinya lahan pertanian memang sudah benar-benar tidak ada lagi di wilayah ibukota pulau dewata tersebut.
Mengingat selain pariwisata, sektor pertanian dinilai dapat menjadi alternatif sumber pemasukan warga. Seperti yang diungkapkan Kasie Kesra, Kecamatan Denpasar Timur, Ni Ketut Rasmin saat membuka pelatihan dan lomba Hidroponik bersama Power di aula kantornya. Ni Ketut mengaku sangat mendukung dan antusias terhadap kegiatan ini. Sehingga ketika Pipa Power menghubungi dan menawarkan untuk menggelar kegiatan ini, pihak kecamatanpun langsung menyambutnya.
Hal ini dikemukakan Ni Ketut bukan tanpa alasan. “Ilmu yang diberikan pada kegiatan ini merupakan invetasi yang tak bernilai harganya untuk warga. Mengingat di tengah gencarnya pembangunan sektor pariwisata, akan sulit tersedia lahan untuk bercocok tanam. Dan hidroponiklah menjadi satu-satunya jawaban untuk menjawab hal itu. Karena hanya dengan hidroponiklah kita bisa menanam tanpa harus butuh lahan yang luas,” ungkap Ni Ketut Rasmin.
Oleh sebab itulah, Ni Ketut Rasmin meminta warga yang menjadi peserta pelatihan ini dapat maksimal menyerap ilmu yang diberikan pembimbing. “Ilmu yang diterima warga di tempat ini sebaiknya tidak disimpan sendiri. Tapi ditularkan ke warga lainnya yang belum memiliki kesempatan mengikuti pelatihan. Sehingga ilmu hidroponik dapat dengan cepat menyebar ke seluruh wilayah Denpasar,” pintanya.
Hal yang hampir serupa juga diungkapkan Kasie Pemerintahan Kecamatan Denpasar Selatan, Eka Wahyuni, saat membuka pelatihan dan lomba Hidroponik bersama Power di aula kantornya. “Bercocok tanam di Denpasar ini sudah sangat sulit. Karena lahan kosong relatif tidak ada lagi.” ujar Eka berseloroh.
Namun dengan adanya pelatihan ini, stigma tersebut tidak ada lagi. “Cukup dengan menggunakan pipa dan lahan seadanya. Bahkan cukup di depan rumah, kini kita bisa menanam tumbuh-tumbuhan produktif. Bahkan bernilai ekonomi untuk membantu menambah pendapatan keluarga. Jadi saya minta seluruh peserta dapat dengan benar-benar serius mengikuti kegiatan ini,” imbuh Eka.
Sementara itu, Perwakilan Pipa Power Deni Kristiadi menyatakan tujuan digelarnya kegiatan ini bukan hanya sekedar mengenalkan bagaiman cara bertani hidroponik. Namun lebih dari itu.
“Kita mengadakan ini untuk satu tujuan yaitu mengenalkan hidroponik yang menggunakan pipa tanpa timbal. Sehingga sayuran yang dihasilkan dapat lebih baik dan terjaga kualitasnya,” ungkap Deni.
Dikatakannya banyak pipa dapat digunakan untuk menjadi bahan hidroponik. Tapi tanpa disadari, bahwa tidak semua pipa dapat aman bagi kesehatan bila digunakan. Ini tidak lepas dari adanya kandungan timbal di dalamnya. Sehingga bila terkonsumsi setiap hari maka akan berisiko bagi kesehatan.
“Karena itulah berdasarkan dari penelitian yang dilakukan, Pipa Power berinovasi dengan memproduksi pipa satu-satunya tanpa timbal. Sehingga sayuran yang kita konsumsi melalui penanaman hidroponik aman bagi kesehatan. Terimasuk air yang dialirkan dengan menggunakan Pipa Power dapat kami pastikan steril dari timbal,” tegasnya.
Tidak hanya itu guna menunjang pertanian hidroponik, ditambahkan Haryanto, Pipa Power telah menyediakan pipa yang telah dirancang untuk mempermudah warga bercocok tanam hidroponik. “Sekarang Pipa Power dapat mudah diperoleh di toko-toko bangunan terdekat,” pungkasnya.(*)