Hidroponik Jadi Titik Tolak Kemajuan Pertanian di Kota Palu
PALU – Kegiatan pelatihan dan lomba Hidroponik bersama Power di Kecamatan Mantikulore dan Kecamatan Palu Selatan, Palu dapat menjadi titik tolak memajukan perekonomian warga, utamanya di sektor pertanian.
Mengingat selama ini, pertanian tidak pernah dilirik warga lantaran terbatasnya ketersediaan lahan. Hal itu disampaikan perwakilan Camat Mantikulore, Sarlin, saat membuka pelatihan dan lomba Hidroponik bersama Power di kantornya.
Sarlin mengaku bahwa selama ini warga di wilayahnya tidak pernah tertarik untuk bercocok tanam. Permasalahannya karena tidak mudah mencari lahan yang cukup luas untuk ditanami. Padahal warga menyadari bahwa pertanian menjadi sektor yang potensial untuk menambah ekonomi.
Namun dengan adanya pelatihan ini, wawasan wargapun menjadi terbuka. Tidak adanya lahan bukan lagi menjadi persoalan. “Saya rasa hidroponik adalah jawaban dari permasalahan pertanian. Bahwa dengan lahan yang sempitpun kita bisa bercocok tanam menggunakan cara hidroponik. Jadi kita tidak perlu memikirkan harus punya lahan yang luas.
Semoga ilmu yang didapat dari kegiatan ini bisa dapat langsung dipraktikkan di rumah. Dan dapat menjadi penghasilan tambahan keluarga,” ucap Sarlin.
Sementara itu dari kegiatan pelatihan di Kecamatan Palu Selatan, Kasie Pemerintahan Kecamatan setempat, Masriah dalam sambutannya menyatakan terima kasihnya yang begitu besar atas terlaksananya pelatihan dan lomba Hidroponik bersama Power di wilayahnya. Alasannya kegiatan yang digelar kali ini sangatlah bermanfaat untuk masyarakat.
“Bukan hanya sekedar ilmunya, tapi melalui kegiatan ini kita bisa jadi berpikir maju dan melihat peluang usaha dari sektor pertanian hidroponik ini. Guna menambah pendapatan keluarga,” tandas Masriah. Masriahpun meminta warga yang turut serta dalam pelatihan ini bisa berbagi dengan warga lainnya. Sehingga pertanian hidroponik dapat lebih cepat berkembang di wilayahnya.
Adapun perwakilan Pipa Power kota Palu, Eko, menyampaikan terima kasihnya atas dukungan dan antusiasnya warga untuk mengikuti kegiatan yang digelar pihaknya. Menurut Eko terlepas dari pada pemberian ilmu cara bercocok tanam hidroponik, ia ingin menyampaikan akan pentingnya pemilihan pipa yang baik dan aman bagi kesehatan.
“Semua pipa bisa digunakan untuk berhidroponik. Tapi tidak semua pipa aman bagi kesehatan. Karena tidak semua pipa tidak mengandung timbal. Ini harus menjadi perhatian seluruh warga,” pintanya. Menurutnya saat ini berbagai merk pipa banyak beredar di Indonesia. Tetapi sayangnya banyak masyarakat yang tidak menyadari adanya bahan kimia berbahaya yang terkandung dalam pipa. Salah satu bahan kimia berbahaya tersebut adalah timbal. “Kandungan timbal jika terkonsumsi secara terus menerus akan berdampak buruk bagi kesehatan dan memicu timbulnya berbagai penyakit. Ini harus benar-benar diperhatikan,” kata Eko.
Didasari hal itu, maka Pipa Power berinovasi untuk memproduksi pipa yang aman dan tidak mengandung timbal. “Kami telah memproduksi Pipa Power, pipa pertama dan satu-satunya pipa yang tidak mengandung timbal di Indonesia,” pungkasnya.
Akhir kata Eko berharap semoga dengan kegiatan pelatihan dan lomba Hidroponik bersama Power ini masyarakat lebih peduli dengan kesehatan serta dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga.(*)