Pipa Power Latih Nelayan Bulukumba Bertani Hidroponik
BULUKUMBA – Kontur tanah yang kebanyakan diselimuti pasir, membuat pertanian di wilayah Kecamatan Bontobahari, Kota Bulukumba, sulit dikembangkan. Alhasil warga di kota tersebut harus mengandalkan daerah lain untuk memenuhi kebutuhan sayur mayur warganya.
Karenanya warga tampak begitu antusias saat mengetahui Pipa Power akan menggelar pelatihan dan lomba Hidroponik bersama Power di wilayahnya. Hal itu diungkapkan Camat Bontobahari, Dedi Rahmadi saat membuka pelatihan di aula kantornya.
Dikatakan Dedi, wilayah Kecamatan Bontobahari terdiri dari empat desa. Dengan sebagian masyarakatnya berprofesi sebagai nelayan pesisir. Sehingga tidak heran bila bicara pertanian di wilayah ini terasa asing di telinga warga. Terlebih kondisi kontur tanah didominasi pasir. “Jadi bagaiman mungkin kami bercocok tanam dengan kondisi tanah seperti itu?,” ungkapnya.
Pertanyaan itu terjawab dengan digelarnya pelatihan dan lomba Hidroponik bersama Power. “Jika sekarang ditanya apakah kita mungkin jadi petani? Saya jawab bisa, dengan menjadi petani hidroponik,” tegasnya.
Iapun berharap agar para peserta pelatihan dapat menyerap ilmu yang diberikan pembimbing, sehingga nantinya pertanian hidroponik dapat berkembang di Kecamatan Bontobahari. Dan warga tidak lagi sepenuhnya mengandalkan sayur mayur dari daerah lain. “Dengan hidroponik ini setidaknya pengeluaran warga untuk membeli sayur mayur bisa berkurang dan tinggal memetiknya di area perkarangan rumah,” ucapnya.
Di hari yang sama antusias warga untuk mengikuti pelatihan dan lomba Hidroponik bersama Power juga terlihat di wajah warga Kecamatan Ujung Bulu. Sebanyak 60 warga yang terbagi 20 kelompok memadati aula kantor kecamatan itu. Camat Ujung Bulu, Aprisal, menjabarkan bahwa seluruh peserta merupakan perwakilan dari seluruh kelurahan.
Aprisal mengakui bila selama ini ia hanya sekedar mendengar tentang pertanian hidroponik. Namun belum pernah mencobanya. Setelah mendengarkan penjelasan dari nara sumber dalam kegiatan ini, Aprisalpun menyatakan ketertarikannnya.
“Saya pribadi sangat tertarik untuk mengembangkan pertanian ini karena memang cukup mudah. Tidak perlu lahan yang luas. Cukup hanya dengan air yang cukup, kita bisa menikmati sayuran yang segar dan aman bagi kesehatan. Terima kasih Pipa Power yang telah menggelar pelatihan yang sangat bermanfaat bagi kami,” imbuhnya.
Sementara itu, pada dua kesempatan itu, perwakilan Pipa Power, Zulkifli, mengucapkan terima kasih atas sambutan warga dan aparat kecamatan terhadap kegiatan yang digelar pihaknya.
“Kami berharap ilmu bercocok tanam secara hidroponik ini bisa terus berkelanjutan. Sehingga bisa menjadikan Kecamatan Bontobahari dan Ujung Bulu menjadi wilayah berketahanan pangan,” kata Zulkifli.
Namun Zulkifli mengingatkan untuk melakukan pertanian hidroponik warga dihimbau untuk teliti memilih pipa sebagai alat utama bercocok tanam jenis ini.
Banyak warga yang tidak sadar akan adanya kandungan timbal pada pipa yang digunakan. Padahal timbal yang terkandung pada pipa jika terkonsumsi secara terus menerus akan berisiko menimbulkan penyakit. Didasari hal itulah maka pada kesempatan ini pihaknyapun ingin memperkenalkan pipa yang aman bagi kesehatan, yaitu Pipa Power pipa kuat tanpa timbal.
“Pipa Power berkomitmen mengedukasi masyarakat agar terhindar dari bahaya timbal. Untuk itu kami bekerjasama dengan pemerintah kota dan Komunitas Hidroponik untuk melakukan edukasi tentang pentingnya hidup sehat. Salah satunya dengan cara bercocok tanam Hidroponik bersama Pipa Power. Dan semoga dengan event ini, masyarakat lebih peduli dengan kesehatan serta dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga,” pungkasnya.(*)